Jumat, 21 Juli 2017

Anakku, cerminku

Siapakah aku, hanya manusia biasa yang sering tak sabar, dan mudah marah menghadapi anak-anak. Terkadang mulut ini kelepasan berbicara kasar. Mungkin Omelan yang berbau makian terlontar.

Astaghfirullah... Penyesalan pun datang kemudian. Aku meminta maaf dan memeluknya. Tapi, goresan luka sudah terlanjur aku torehkan. Dan ia akan terukir selamanya.

Saat itu sikecil memaafkan. Tapi, suatu saat, ketika ananda kecewa, tertekan, maka ia akan meluapkan kemarahannya dengan cara yang sama seperti aku pernah meluapkan. Dan, saat itu aku seperti tertampar oleh perilakuku sendiri.

Astaghfirullah... Aku ingin menangis, tapi apalah daya... Semua sudah terjadi. Lalu, aku menasehati anakku, jangan berbuat itu. "Tapi, mama pernah melakukan itu sama aku."
"Maafkan aku, nak, maafkan." Aku kembali memeluknya.

Ya Allah... Aku hanyalah manusia biasa yang sering lepas kendali. Dan sesaat kemudian tersadar dari kekhilafan. Namun, apalah artinya jika penyesalan datangnya kemudian.

Bimbing aku ya Allah... Menjadi ibu yang berakhlaqulkarimah, menjadi tauladan yang baik buat anak-anak kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar