Minggu, 23 Juli 2017

Teman lama, ngak pernah ngubungi, sekalinya ngubungi mau utang

Pernah nggak Nemu teman kayak gitu? Nggak pernah ngubungi, sekalinya ngubungi mau utang.

Nggak papa sih, kalo dia orang gak punya. Di sosmed, dia tuh tajir, jalan-jalannya juga keren. Dan, bilangnya sih suaminya punya posisi keren di kantornya. Lalu, tiba-tiba mengiba minta dipinjami utang. 😓

Alasannya, penting nih, urgent, janjinya akan dikembalikan waktu dekat. Sebenarnya sih, aku pernah diceritain juga sama orang lain, kalo dia emang suka ngutang. Nah lho... Jadi gaya hidup selama ini itu kaya pura-pura ya? Bukan kaya beneran? Duh, malu dong kalo penampilan wow, di sosmed keren banget, ternyata rapuh ekonominya.

Evaluasi lagi coba, gaya hidup sama pendapatan udah sesuai belum? Jangan-jangan pengeluaran buat gaya hidup lebih besar dari pendapatan? Jadi ngos-ngosan ngikutin nafsunya yang pengen gaya-gayaan itu?

Maaf ya... Aku nggak bisa ngutangi (minjamin uang) buat orang kayak gitu. Aku aja sederhana, baju murah juga nggak papa yang penting nyaman. Kok aku diminta ngurusin gaya hidup dia yang sok-sokan kaya itu?

Jumat, 21 Juli 2017

Aku pengen gemuk

Lebih tepatnya sih, pengin nambah berat badan biar ideal. Tinggi badanku 158 cm dan berat badanku hanya 49 kg. Muka tampak tirus, tangan kecil, dan badan keliatan kerempeng.

Yang bikin nggak enak tuh, kalo ada yang nyeletuk, "kok kurus sih? Mikir apa? Apa kamu kurang bahagia?"

Aduuuuh maaaas... Aku bahagia... Tapi, jadi sedih kalo digituin 😥

Demi mewujudkan keinginan aku buat nambah berat badan ideal, maka aku bertekad. Makan teratur 3x sehari, porsi banyak, makan lebih cepat dan kunyah sebentar. Minum susu ensure satu jam setelahnya. Ngemil buah-buahan, biar sehat.

Lalu, kita tunggu 2 Minggu kemudian, berapa berat badanku??? 😊😊

Target = 55 kg

Anakku, cerminku

Siapakah aku, hanya manusia biasa yang sering tak sabar, dan mudah marah menghadapi anak-anak. Terkadang mulut ini kelepasan berbicara kasar. Mungkin Omelan yang berbau makian terlontar.

Astaghfirullah... Penyesalan pun datang kemudian. Aku meminta maaf dan memeluknya. Tapi, goresan luka sudah terlanjur aku torehkan. Dan ia akan terukir selamanya.

Saat itu sikecil memaafkan. Tapi, suatu saat, ketika ananda kecewa, tertekan, maka ia akan meluapkan kemarahannya dengan cara yang sama seperti aku pernah meluapkan. Dan, saat itu aku seperti tertampar oleh perilakuku sendiri.

Astaghfirullah... Aku ingin menangis, tapi apalah daya... Semua sudah terjadi. Lalu, aku menasehati anakku, jangan berbuat itu. "Tapi, mama pernah melakukan itu sama aku."
"Maafkan aku, nak, maafkan." Aku kembali memeluknya.

Ya Allah... Aku hanyalah manusia biasa yang sering lepas kendali. Dan sesaat kemudian tersadar dari kekhilafan. Namun, apalah artinya jika penyesalan datangnya kemudian.

Bimbing aku ya Allah... Menjadi ibu yang berakhlaqulkarimah, menjadi tauladan yang baik buat anak-anak kelak.

Memupuk cinta dengan hobby.

Punya hobby yang sama dengan suami itu mengasyikkan. Karena kita bisa melakukannya bersama-sama. Saling menikmati dan menjalani bersama.

Seperti hoby aku dan suami, kami suka menanam bunga. Kami sering mencari bunga bersama-sama ke toko bunga. Lalu kami menanamnya bersama. Suami yang mencangkul, aku yang menanam. Lalu kami menyiram bersama.

Tiap pagi dan sore kami menyiram bunga, mencabut rumput sambil bercanda. Asyik sekali. Tiap hari kami memantau tanaman-tanaman kami, jika sudah menyembul bakal bunga, kami bahagia.

Jika waktu luang, kami suka membicarakan bunga, terkadang kami browsing tentang tanaman dan cara perawatannya di internet. Jika ada hal-hal unik yang belum kami lakukan, maka kami akan melakukan.

Jika salah satu dari kami melihat taman yang indah, kami akan berbagi dengan pasangan kami. Terkadang suami, dengan antusias menceritakan, dia melihat sebuah tanaman Cemara jarum yang di bentuk dengan sangat indah. Akupun penasaran. Lalu, sore harinya kami melihat bersama. Kamipun ingin mempunyai tanaman itu.

Lain waktu kami merencanakan untuk pergi bersama ke toko bunga. Mencari tanaman yang kami inginkan.

Sederhana sekali, hanya dengan kesamaan hoby, kita bisa punya waktu untuk bersama lebih banyak. Obrolan pun mengasyikkan. Kegiatan tanam menanam sangat menyenangkan. Dan pastinya semakin menyuburkan cinta dalam rumah tangga kami. 😊

Senin, 17 Juli 2017

Ustadzah juga manusia

Sebagai seorang ibu, kadang aku punya segudang masalah dengan anak-anak. Dan, kalo sudah bingung, aku curhat ke ustadzahnya anak-anak. Beliau pun menasehati saya dengan bijak. Dalam hati, hebat ya ustadzah ini bisa menasehati saya dengan sangat baik. Mungkin beliau adalah seorang ibu hebat dan sempurna buat anak-anaknya.

Suatu hari saya ketemu dengan ustadzah anakku, beliau lagi bingung karena anaknya masih sakit dan dititipkan sama pengasuh. Sementara beliau yang bekerja sebagai guru (ustadzah) di sebuah sekolah Islam terpadu, mewajibkan harus tetap profesional dalam bekerja.

Taukah kamu, disitu akupun ingin menangis. Seorang ustadzahpun tak berdaya menitipkan anaknya pada pengasuh karena harus bekerja. Dan Alhamdulillah saya bisa mengasuh sendiri anak-anakku karena saya hanyalah IRT.

Maka, stop mengeluh sama gurunya anak-anak, karena merekapun seorang ibu, yang kadang di lema dengan permasalahan pribadi dan tuntutan profesi.