Jumat, 11 Agustus 2017

Gaji vs gaya hidup

Dulu, pada awal saya kerja gajinya 500 ribuan. Beli sepatu di pasar johar seharga 25.000. kalo dipakai licin, tapi ya enjoy aja. Bagus juga kalo dipake. Gaji segitu cukup buat biaya hidup sebulan, dengan kos-kosan sekamar rame-rame. 60.000/bulan.

Bulan berlalu, gajipun kian meningkat, jadi 700ribuan, kemudian beranjak menjadi jutaan. Digit angka bagian depan kian membesar. Kosan pindah dengan harga yang lebih mahal, sekamar sendirian.
Parfum yang tadinya cuma 9000 menjadi ratusan ribu. Sepatu berubah selera dengan pilihan harga 500.000an. makanan kaki lima pindah ke kafe di mall.

Ternyata... Besarnya gaji, diikuti dengan besarnya gaya hidup. Lalu, tabungan tak jelas dimana 😥 seolah hidup hanya sekarang. Impian besar diwujudkan dengan hutang bank, kemudian cicil dengan potong gaji.

Lalu sekarang? Hanya di rumah. Pegang uang juga karena jualan, keuntungan ada, cash flow juga lancar. Tapi, mindset berubah. Ternyata banyak impian besar yang harus diwujudkan. Bukan hanya sekedar gaya yang sesaat. Nabung menjadi gaya hidup. Nggak lagi hutang.

Ternyata... Hasilnya lebih enak, lebih tenang. Karena hanya menunda sebentar keinginan, lalu membayar cash kemudian.

Butuh mental besar untuk hidup sekedarnya. Karena sering orang berkata sedikit nyinyir, "masa kamu kayak gitu nggak mampu, uangnya buat apa?"
"Masak kayak gitu aja nggak bisa?"

Hidup ini bukan tentang bagaimana orang lain menilai. Tapi tentang bagaimana kita menghadapi. Harus yakin.  Harus bisa 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar